Perjalanan mencari tuhan
Seiring bergantinya zaman banyak umat yang meninggalkan agamanya. Lebih menuruti emosi dan kepuasan batin tanpa memperdulikan apa yang menjadi tujuan hidupnya.
Sewaktu masih kecil kita sering ditanya "apa cita citamu"?
Kalo besar nanti saya ingin jadi dokter
Kalo besar nanti saya ingin jadi astronout.
Namun maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai.
Nasib ditentukan oleh uang , segalanya butuh uang.
Namun jangan salah ^^uang untuk hidup, bukan hidup untuk uang^^.
Kembali lagi pada diri pribadi
Sewaktu kecil kita diajarkan untuk selalu berusaha dan berdoa.
Banyak yang sudah berusaha dan berdoa tapi tetap saja gagal tidak sesuai dengan yang dia harapkan. Disinlah mereka mulai meragukan keberadaan tuhan.
Jika tuhan ada, jika tuhan maha mendengar, jika tuhan maha melihat mengapa saya selalu mendapat kesulitan hidup. Percuma saja saya berdoa jika doa saya tidak didengarkan.
Seiring berkembangnya zaman dan pengaruh sosial mereka mulai meninggalkan tuhan. Mengklaim dirinya sebagai golongan ATEIS.
Perjalanan dari agama ke akal budi.
Saya percaya bahwa setiap manusia memiliki akal budi. Dengan bekal yang sangat berharga ini, manusia mampu menentukan setiap langkah dalam kehidupannya: apakah akan maju, mundur atau malah menyimpang? Akal budi yang baik akan mengarahkan manusia ke jalan yang lurus. Mungkin pada suatu saat manusia akan mundur atau menyimpang salah jalan. Tetapi akal budi inilah yang akan berupaya meluruskan kembali jalan hidup kita.
Akal budi ini adalah anugerah terbesar dari Tuhan untuk manusia. Inilah yang membedakan kita dengan hewan atau bahkan dengan tumbuhan. Dengannya kita dapat mempelajari dan mendalami keimanan. Dengan iman inilah manusia dengan akal budinya mampu mengenali Tuhan.
Tetapi banyak orang yang tertipu karena keterbatasan akal budinya dan menganggap pikiran manusia berseberangan dengan iman. Tetapi yang benar adalah iman itu sebagai penuntun akal budi agar perjalanan hidup manusia tidak menyimpang alias salah jalan. Dan dengan akal budi kita dapat memperdalam iman. Dengan iman, manusia mampu mengenal Tuhan dan berjalan lurus menuju kepada-Nya.
Jadi mana yang harus dirunut terlebih dahulu? Akal budi atau iman? Semoga kita tidak terjebak dengan polemik mana dulu antara telor dengan ayam, karena akal budi dan iman itu berjalan beriringan dan saling melengkapi.
Komentar
Posting Komentar